Adsense

Pages

Tehnik Pengembangan Potensi Diri Kepala Sekolah

syamsul ma'arif Minggu, September 19, 2021 | , , ,

Berikut ini 5 tehnik pengembangan potensi diri yang dapat dilakukan seorang kepala madrasah agar dapat menjadi kepala madrasah yang kompeten:

1. Mengenali diri lebih dalam

2. Merumuskan tujuan hidup dan niat

3. Bersikap terbuka terhadap kritikan

4. Membuang pikiran negative dan berada dilingkungan yang positif

5. Mencoba hal baru dan selalu optimis

Adapun mekanisme pengembangan potensi dengan 5 tehnik diatas adalah sebaimana penjelasan berikut ini:

1.   Mengenal Diri Lebih Dalam

Cara pertama yang bisa dilakukan adalah mengenal lebih dalam tentang diri sendiri atau instropeksi diri. Selidikilah hal apa saja yang membuat kita merasa nyaman untuk melakukannya, bahkan tidak pernah merasa bosan.

Tidak hanya itu, kita juga perlu melihat apakah kita termasuk orang yang mampu memecahkan suatu persoalan dengan mudah. Kenali apakah diri kita mampu menjadi seorang leadership saat berada di sekitar teman-teman.

Dengan mengetahui diri lebih dalam, kita akan lebih bisa mengasah kemampuan kita tersebut agar lebih menonjol dan mumpuni. Kita tidak perlu tergoda untuk meniru kemampuan orang lain. Sebab, setiap orang mempunyai kemampuan berbeda.

Untuk mengenali diri kita ini bisa dengan cara membuat list potens yang negative dan potensi yang positif yang ada dalam diri kita.

No

Potensi Positif

Potensi Negatif

1

 

 

2

 

 

3

 

 

dst

 

 

 

Setelah kita mengenali potensi positif dan negate kita selanjutnya kita jadikan potensi positif yang ada dalam diri kta sebagai kekuatan sedangkan potensi negative yang kita jadikan sebuah peluang dalam menyusun program pengembangan diri.

Reinhartz dalam bukunya Educational Leadership: Changing schools, changing roles menyatakan untuk mengenali diri kita dapat dengan cara bertanya pada diri kita atas hal hal berikut:

1. Apakah saya memiliki kemampuan yang tepat atau yang dibutuhkan untuk

    menjadi seorang pemimpin sekolah ?

2. Apakah saya seperti guru dan murid ?

3. Apakah saya memiliki etika kerja yang kuat dan menyukai tantangan ?

4. Apakah saya mengusahakan dan mendorong peningkatan terus menerus ?

5. Apakah saya tahu bagaimana menangani konflik ?

6. Apakah saya punya komitmen terhadap masyarakat ?

7. Apakah saya memiliki keterampilan manajemen dan organisasi untuk

    menciptakan budaya sekolah yang positif yang menjadi nilai belajar mengajar ?

8. Apakah saya memiliki rasa humor ?

Disamping itu, untuk mengenali diri lebih dalam bisa juga dengan menggunakan instrument berupa test psikologi yang difokuskan pada pengukuran potensi diri, kecederungan, daya juang, daya tahan, dan kemampuan kemampauan tertentu. 

2.   Merumuskan Tujuan Hidup dan Niat

Dengan merumuskan tujuan hidup kita. Ingat, hidup kita tidak akan berarti tanpa adanya suatu tujuan. Tujuan hidup juga akan lebih memudahkan kita dalam mengatur strategi-strategi jitu agar tujuan tersebut dapat terwujud dengan sempurna, bahkan dalam waktu yang tidak lama. Ibarat sebuah bus, dengan mengetahui tujuan akhir pemberhentian bus, maka kita akan lebih mudah mencari jalan menuju tempat tersebut. Saat tujuan pertama sudah tercapai, tetapkan tujuan selanjutnya dengan target lebih tinggi. Nikmati segala liku-liku perjuangan kita saat mencapai tujuan tersebut.

Sedangkan niat merupakan pondasi untuk terwujudnya tujuan hidup. Semakin kuat niat yang ada dalam dada kita, semakin kuat juga Anda berjuang untuk mendapatkan cita-cita kita. Niat yang kuat juga akan mampu mengatasi berbagai rintangan yang pasti akan menghadang saat kita ingin mewujudkan tujuan hidup. Potensi yang ada dalam diri kita pun akan cepat terdeteksi saat kita mempunyai niat yang kuat. Oleh karena itu, jangan pernah kendor dalam memantapkan niat. Jangan menetapkan niat setengah-setengah, karena perjuangan yang pernah kita lakukan akan sia-sia belaka tanpa hasil.

3.   Bersikap Terbuka Terhadap Kritikan/Feedback

Orang yang ingin maju harus mempunyai sikap terbuka dalam menerima kritikan. Kritakan merupakan feedback dari orang lain dan itu merupakan bagian dari komunikasi orang lain ata apa yang kita lakukan. Ingat, manusia tidak ada yang sempurna. Kekhilafan sudah menjadi kodratnya manusia. Oleh karena itu, jangan pernah merasa benar sendiri. Benar bagi diri kita, bisa jadi salah bagi orang lain. Terimalah semua kritikan yang masuk dalam diri kita.

Kita jadikan kritikan tersebut sebagai pelecut untuk instropeksi diri agar menjadi manusia lebih baik lagi. Jangan pula karena kritikan yang masuk, kita menjadi down dan enggan untuk bangkit. Jangan sampai kita apriori terhadap masukan dari orang lain  bahka kita mempunyai stigma negative dan mengancam terhadap orang yang mengkritik kita. 

Namun begitu, kita juga perlu menyeleksi kritikan yang masuk. Jika memang sangat membangun, jadikan sebagai bahan untuk berbenah diri. Namun, jika kritikan tersebut hanya membuat potensi diri anda menjadi tertahan, sisihkanlah.

4.   Membuang Pikiran Negative dan Berada Dilingkungan Yang Positif

Ibarat kendaraan, pikiran merupakan setirnya. Jika kita selalu berpikiran negatif terhadap diri kita, nilai itulah yang nantinya benar-benar akan muncul dalam diri kita.. Sebaliknya, jika Anda selalu berpikiran positif terhadap diri Anda, maka aura positif juga akan muncul dari dalam diri kita. Adalah istilah dibarat yangterkenal “You are what you think you are” diri kita merupa cerminan apa yang ada dalam pikiran kita

Oleh karena itu, jangan biarkan pikiran negatif hinggap di benak Anda. Buang jauh-jauh semua pikiran yang hanya akan mengganggu tujuan Anda dalam menggali potensi diri. Jangan percaya jika ada yang mengatakan bahwa Anda tidak mempunyai kelebihan. Setiap manusia pasti mempunyai kelebihan.

Dengan hanya menetapkan pikiran positif tidak akan maksimal jika kta masih berkumpul dengan lingkungan yang justru akan menjatuhkan pikiran kita. Begitu juga dalam hal penggalian potensi diri. Salah dalam memilih lingkungan, maka akan berpengaruh terhadap hasil penggalian potensi diri. Oleh karena itu, cobalah untuk mencari lingkungan yang positif. Pilihlah teman-teman yang dapat mendukung kita dalam menggali potensi diri, bukan menjatuhkan. Keberadaan teman-teman yang positif secara tidak langsung juga akan membuat kita selalu bersemangat dalam mencapai tujuan hidup.

5.   Mencoba Hal Baru dan Selalu Optimis

Steven Job membedakan pemimpin dan staf adalah terletak dalam kemampuan melakukan inovasi. Oleh karena itu pengembangan diri menuju pemimpin yang kreatif dan inovatif sangatlah diperlukan. Untuk mengembangkan potensi diri, jangan ragu untuk mencoba hal baru. Inovasi dan kreatifitas seorang kepala madrasah sangat dibutuhkan. Sebab, bisa jadi hal baru tersebut justru menjadi potensi kita yang paling besar. Meskipun risiko yang akan kita alami juga tidak kecil, namun jangan takut mencoba berinovasi.

Selalu optimis bahwa setiap hal yang kita lakukan selalu berhasil perlu selalu ditanamkan dalam hati. Sebab, sikap optimis ini akan menjadi pendorong kita untuk semangat mewujudkan tujuan hidup apa pun yang terjadi. Optimisme itu sendiri dapat membantu meningkatkan kesehatan secara psikologis, memiliki perasaan yang baik, melakukan penyelesaian masalah dengan cara yang logis sehingga hal ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan bijak dalam mengambil keputusan.

Read More