Berikut ini 5 tehnik pengembangan potensi diri yang dapat dilakukan seorang kepala madrasah agar dapat menjadi kepala madrasah yang kompeten:
1. Mengenali diri lebih dalam
2. Merumuskan tujuan hidup dan niat
3. Bersikap terbuka terhadap kritikan
4. Membuang pikiran negative dan berada dilingkungan yang positif
5. Mencoba hal baru dan selalu optimis
Adapun mekanisme pengembangan potensi
dengan 5 tehnik diatas adalah sebaimana penjelasan berikut ini:
1. Mengenal
Diri Lebih Dalam
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah
mengenal lebih dalam tentang diri sendiri atau instropeksi diri.
Selidikilah hal apa saja yang membuat kita merasa nyaman untuk melakukannya,
bahkan tidak pernah merasa bosan.
Tidak hanya itu, kita juga perlu melihat
apakah kita termasuk orang yang mampu memecahkan suatu persoalan dengan mudah.
Kenali apakah diri kita mampu menjadi seorang leadership saat berada di sekitar
teman-teman.
Dengan mengetahui diri lebih dalam, kita akan
lebih bisa mengasah kemampuan kita tersebut agar lebih menonjol dan mumpuni. Kita
tidak perlu tergoda untuk meniru kemampuan orang lain. Sebab, setiap orang
mempunyai kemampuan berbeda.
Untuk mengenali diri kita ini bisa dengan cara membuat
list potens yang negative dan potensi yang positif yang ada dalam diri kita.
No |
Potensi Positif |
Potensi Negatif |
1 |
|
|
2 |
|
|
3 |
|
|
dst |
|
|
Setelah kita mengenali potensi positif dan
negate kita selanjutnya kita jadikan potensi positif yang ada dalam diri kta
sebagai kekuatan sedangkan potensi negative yang kita jadikan sebuah peluang
dalam menyusun program pengembangan diri.
Reinhartz dalam bukunya Educational Leadership: Changing schools, changing roles menyatakan
untuk mengenali diri kita dapat dengan cara bertanya pada diri kita atas hal hal
berikut:
1. Apakah saya memiliki kemampuan yang
tepat atau yang dibutuhkan untuk
menjadi
seorang pemimpin sekolah ?
2. Apakah saya seperti guru dan murid ?
3. Apakah saya memiliki etika kerja yang
kuat dan menyukai tantangan ?
4. Apakah saya mengusahakan dan mendorong
peningkatan terus menerus ?
5. Apakah saya tahu bagaimana menangani
konflik ?
6. Apakah saya punya komitmen terhadap
masyarakat ?
7. Apakah saya memiliki keterampilan
manajemen dan organisasi untuk
menciptakan
budaya sekolah yang positif yang menjadi nilai belajar mengajar ?
8. Apakah saya memiliki rasa humor ?
Disamping itu, untuk mengenali diri lebih dalam bisa juga dengan menggunakan instrument berupa test psikologi yang difokuskan pada pengukuran potensi diri, kecederungan, daya juang, daya tahan, dan kemampuan kemampauan tertentu.
2. Merumuskan
Tujuan Hidup dan Niat
Dengan merumuskan tujuan hidup kita. Ingat, hidup kita tidak akan
berarti tanpa adanya suatu tujuan. Tujuan hidup juga akan lebih memudahkan kita
dalam mengatur strategi-strategi jitu agar tujuan tersebut dapat terwujud
dengan sempurna, bahkan dalam waktu yang tidak lama. Ibarat sebuah bus, dengan
mengetahui tujuan akhir pemberhentian bus, maka kita akan lebih mudah mencari
jalan menuju tempat tersebut. Saat tujuan pertama sudah tercapai, tetapkan
tujuan selanjutnya dengan target lebih tinggi. Nikmati segala liku-liku
perjuangan kita saat mencapai tujuan tersebut.
Sedangkan niat merupakan pondasi untuk terwujudnya tujuan hidup. Semakin kuat niat yang ada dalam dada kita, semakin kuat juga Anda berjuang untuk mendapatkan cita-cita kita. Niat yang kuat juga akan mampu mengatasi berbagai rintangan yang pasti akan menghadang saat kita ingin mewujudkan tujuan hidup. Potensi yang ada dalam diri kita pun akan cepat terdeteksi saat kita mempunyai niat yang kuat. Oleh karena itu, jangan pernah kendor dalam memantapkan niat. Jangan menetapkan niat setengah-setengah, karena perjuangan yang pernah kita lakukan akan sia-sia belaka tanpa hasil.
3. Bersikap
Terbuka Terhadap Kritikan/Feedback
Orang yang ingin maju harus mempunyai sikap terbuka dalam menerima
kritikan. Kritakan merupakan feedback dari orang lain dan itu merupakan bagian
dari komunikasi orang lain ata apa yang kita lakukan. Ingat, manusia tidak ada
yang sempurna. Kekhilafan sudah menjadi kodratnya manusia. Oleh karena itu,
jangan pernah merasa benar sendiri. Benar bagi diri kita, bisa jadi salah bagi
orang lain. Terimalah semua kritikan yang masuk dalam diri kita.
Kita jadikan kritikan tersebut sebagai pelecut untuk instropeksi diri
agar menjadi manusia lebih baik lagi. Jangan pula karena kritikan yang masuk, kita
menjadi down dan enggan untuk bangkit. Jangan sampai kita apriori terhadap
masukan dari orang lain bahka kita
mempunyai stigma negative dan mengancam terhadap orang yang mengkritik
kita.
Namun begitu, kita juga perlu menyeleksi kritikan yang masuk. Jika memang sangat membangun, jadikan sebagai bahan untuk berbenah diri. Namun, jika kritikan tersebut hanya membuat potensi diri anda menjadi tertahan, sisihkanlah.
4. Membuang
Pikiran Negative dan Berada Dilingkungan Yang Positif
Ibarat kendaraan, pikiran merupakan setirnya. Jika kita selalu
berpikiran negatif terhadap diri kita, nilai itulah yang nantinya benar-benar
akan muncul dalam diri kita.. Sebaliknya, jika Anda selalu berpikiran positif
terhadap diri Anda, maka aura positif juga akan muncul dari dalam diri kita.
Adalah istilah dibarat yangterkenal “You are what you think you are”
diri kita merupa cerminan apa yang ada dalam pikiran kita
Oleh karena itu, jangan biarkan pikiran negatif hinggap di benak Anda.
Buang jauh-jauh semua pikiran yang hanya akan mengganggu tujuan Anda dalam
menggali potensi diri. Jangan percaya jika ada yang mengatakan bahwa Anda tidak
mempunyai kelebihan. Setiap manusia pasti mempunyai kelebihan.
Dengan hanya menetapkan pikiran positif tidak akan maksimal jika kta masih berkumpul dengan lingkungan yang justru akan menjatuhkan pikiran kita. Begitu juga dalam hal penggalian potensi diri. Salah dalam memilih lingkungan, maka akan berpengaruh terhadap hasil penggalian potensi diri. Oleh karena itu, cobalah untuk mencari lingkungan yang positif. Pilihlah teman-teman yang dapat mendukung kita dalam menggali potensi diri, bukan menjatuhkan. Keberadaan teman-teman yang positif secara tidak langsung juga akan membuat kita selalu bersemangat dalam mencapai tujuan hidup.
5. Mencoba Hal
Baru dan Selalu Optimis
Steven Job membedakan pemimpin dan staf adalah terletak dalam kemampuan
melakukan inovasi. Oleh karena itu pengembangan diri menuju pemimpin yang kreatif
dan inovatif sangatlah diperlukan. Untuk mengembangkan potensi diri, jangan
ragu untuk mencoba hal baru. Inovasi dan kreatifitas seorang kepala madrasah
sangat dibutuhkan. Sebab, bisa jadi hal baru tersebut justru menjadi potensi kita
yang paling besar. Meskipun risiko yang akan kita alami juga tidak kecil, namun
jangan takut mencoba berinovasi.
Selalu optimis bahwa setiap hal yang kita lakukan selalu berhasil perlu
selalu ditanamkan dalam hati. Sebab, sikap optimis ini akan menjadi pendorong
kita untuk semangat mewujudkan tujuan hidup apa pun yang terjadi. Optimisme itu
sendiri dapat membantu meningkatkan kesehatan secara psikologis, memiliki
perasaan yang baik, melakukan penyelesaian masalah dengan cara yang logis
sehingga hal ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan bijak dalam mengambil
keputusan.
0 komentar:
Posting Komentar