Guru profesional berarti guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkannya atau materi pelajaran. Persyaratan menguasai ilmu mutlak untuk semua guru, baik yang berpengalaman maupun yang belum berpengalaman. Tak ada pemakluman bagi guru yang baru sekali pun dalam penguasaan pengetahuan sekurang-kurangnya harus menguasai sampai level mampu menjelaskan.
Kemampuan lebih tinggi dari itu
jika guru mampu memperediksi terhadap dampak perlakuan tiap tindakan terhadap
perbaikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa. Puncak kepiawaian
penguasaan ilmu jika mampu mengotrol setiap tindakannya sehingga mengetahui
benar pengaruhnya terhadap siswa. Krathwoll
(2002) menyatakan bahwa
penguasaan pengetahuan meliputi
penguasaan fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif. Dalam tulisan kali
ini akan saya uraikan tentang metakognitif (metacognitive)
Apa itu metakognitif? Sering sekali guru masih kebingungan dalam
memahami apa itu metakognitif dan bagaimana pengembangannya dalam pembelajaran
dikelas. berikut ini penjelasan singkat
tentang definisi, komponen, dan pengembangan metakognitif dalam
pembelajaran.
1. Definisi Metakognitif (Metacognitive):
Berdasarkan
beberapa definisi yang ditemukakan dapat diidentifikasi pokok-pokok pengertian
tentang metakognitif sebagai berikut.
Ø Metakognitif merupakan kemampuan jiwa yang termasuk dalam kelompok
kognisi.
Ø
Metakognitif
merupakan kemampuan untuk menyadari, mengetahui, proses kognisi yang terjadi
pada diri sendiri.
Ø
Metakognitif
merupakan kemampuan untuk mengarahkan proses kognisi yang terjadi pada diri
sendiri.
Ø
Metakognitif
merupakan kemampuan belajar bagaimana mestinya belajar dilakukan yang meliputi
proses perencanaan, pemantauan, dan evaluasi.
Ø Metakognitif merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi. Dikatakan
demikian karena aktivitas ini mampu mengontrol proses berpikir yang sedang
berlangsung pada diri sendiri.
2. Komponen Metakognitif
1. Pengetahuan tentang kognitif
(knowledge about cognition)
Pengetahuan
metakognitif terdiri dari sub kemampuan-sub kemampuan sebagai berikut :
a) declarative knowledge : Pengetahuan tentang diri sendiri
sebagai pembelajar serta strategi, keterampilan, dan sumber-sumber belajar yang
dibutuhkannya untuk keperluan belajar
b) procedural knowledge : Pengetahuan tentang bagaimana
menggunakan apa saja yang telah diketahui dalam declarativeknowledge tersebut dalam
aktivitas belajarnya
c) conditional knowledge: Pengetahuan tentang bilamana
menggunakan suatu prosedur, keterampilan, atau strategi dan bilamana hal-hal
tersebut tidak digunakan, mengapa suatu prosedur berlangsung dan dalam kondisi
yang bagaimana berlangsungnya, dan mengapa suatu prosedur lebih baik dari pada
prosedur-prosedur yang lain
2. Regulasi tentang kognitif (regulation about cognition)
Regulasi metakognitif terdiri
dari sub kemampuan-sub kemampuan sebagai berikut:
a) planning:
kemampuan merencanakan aktivitas belajarnya
b) information management
strategies: kemampuan strategi mengelola informasi berkenaan dengan proses
belajar yang dilakukan
c) comprehension
monitoring: merupakan kemampuan dalam memonitor proses belajarnya dan
hal-hal yang berhubungan dengan proses tersebut
d) debugging strategies:
strategi yang digunakan untuk membetulkan tindakan-tindakan yang salah dalam
belajar
e) evaluation : kemampuan
mengevaluasi efektivits strategi belajarnya, apakah ia akan mengubah
strateginya, menyerah pada keadaan, atau mengakhiri kegiatan tersebut
3. Pengembangan Metakognitif Peserta Didik
Dalam Pembelajaran
Mengingat pentingnya peranan metakognitif dalam keberhasilan
belajar, maka upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat
dilakukan dengan meningkatkan metakognitif mereka. Mengembangkan metakognitif
pembelajar berarti membangun fondasi untuk belajar secara aktif. Strategi yang
dapat dilakukan guru dalam mengembangkan metakognitif peserta didik melalalui
kegiatan belajar dan pembelajaran adalah sebagai berikut (Taccasu Project,
2008).
1) Membantu peserta didik dalam mengembangkan strategi belajar
dengan:
a) Mendorong pembelajar untuk memonitor proses belajar dan
berpikirnya.
b) Membimbing pembelajar dalam mengembangkan strategi-strategi
belajar yang efektif.
c) Meminta pembelajar untuk membuat prediksi tentang informasi yang
akan muncul atau disajikan berikutnya berdasarkan apa yang mereka telah baca
atau pelejari.
d) Membimbing pembelajar untuk mengembangkan kebiasaan bertanya.
e) Menunjukkan kepada pembelajar bagaimana teknik mentransfer
pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan dari suatu
situasi ke situasi yang lain.
2) Membimbing pembelajar dalam mengembangkan kebiasaan peserta
didik yang baik melalui :
a) Pengembangan kebiasaan mengelola diri sendiri
Pengembangan kebiasaan mengelola diri sendiri dapat dilakukan
dengan : (1) mengidentifikasi gaya belajar yang paling cocok untuk diri sendiri
(visual, auditif, kinestetik, deduktif, atau induktif); (2)memonitor dan
meningkatkan kemampuan belajar (membaca, menulis, mendengarkan, mengelola
waktu, dan memecahkan masalah); (3) memanfaatkan lingkungan belajar secara
variatif (di kelas dengan ceramah, diskusi, penugasa, praktik di laboratorium,
belajar kelompok, dst).
b) Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir positif
Kebiasaan berpikir positif dikembangkan dengan : (1) meningkatkan
rasa percaya diri (self-confidence) dan rasa harga diri (self-esteem) dan (2)
mengidentifikasi tujuan belajar dan menikmati aktivitas belajar.
c) Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir secara hirarkhis
Kebiasaan untuk berpikir secara hirarkhis dikembangkan dengan : (1)
membuat keputusan dan memecahkan masalah dan (2) memadukan dan menciptakan
hubungan-hubungan konsep-konsep yang baru.
d) Mengembangkan kebiasaan untuk bertanya
Kebiasaan bertanya dikembangkan dengan : (1) mengidentifikasi
ide-ide atau konsep-konsep utama dan bukti-bukti pendukung; (2) membangkitkan
minat dan motivasi; dan (3) memusatkan perhatian dan daya ingat.
Demikian tulisan singkat tentang metakognitif yang diambil dari
beberapa sumber dan buku.Semoga dapat membantu guru dalam mengembangkan
metakognitif peserta didik dan dapat direncanakan dengan baik dalam Rencana
Pembelajaran yang disusun.
Referensi;
1. Krathwohl, D. R. (2002). A revision of Bloom's taxonomy: An
overview. Theory into practice
2. http://www.hku.hk/cepc/taccasu/ref/metacognition.html.
diakses tanggal 23 April 2018