Pencetus pendidikan karakter yang menekankan dimensi etis-spiritual dalam proses pembentukan pribadi ialah pedagog Jerman FW Foerster (1869-1966). Pendidikan karakter merupakan reaksi atas kejumudan pedagogi natural Rousseauian dan instrumentalisme pedagogis Deweyan.
Lebih dari itu, pedagogi puerocentris lewat perayaan atas spontanitas anak-anak (Edouard Claparède, Ovide Decroly, Maria Montessori) yang mewarnai Eropa dan Amerika Serikat awal abad ke-19 kian dianggap tak mencukupi lagi bagi formasi intelektual dan kultural...
Popular Posts
-
Concord atau agreement adalah persesuaian unsur- unsur pembentuk suatu kata, frase atau kalimat dengan kaidah kebahasaan yang berlaku pada... -
Abstrak: Ketrampilan menulis merupakan salah satu skill yang harus diajarkan pada pembelajaran Bahasa Inggris. Tapi dalam implementasiny...
-
LATAR BELAKANG Sejak pertama kali disebarluaskan, CTL dianggap sebagai pendekatan pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan untuk me...
-
A. Pendahuluan Pada bab XIII pasal 46 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 ten...
-
Berbicara fasilitas yang menunjang keberhasilan pendidikan dalam proses belajar mengajar berarti menyangkut sarana dan prasarana p...
-
By Syamsul Ma’arif, S.Pd. M.Pd (Guru Bahasa Inggris MAN Jombang) Abstrak: Makalah ini memuat tentang ... -
These activities are all designed to motivate lower level learners to speak in pairs or small groups. Planning time has been shown t... -
Oleh: Syamsul Ma’arif, S.Pd. M.Pd Email: syamelmaarif@gmail.com Web: www.syamedu.blogspot.co.id Pendahuluan Motto ...
-
By Syamsul Ma'arif , M.Pd Abstract: Listening, the most frequently used form of language skill, plays a significant role in da...
-
By Khoirotun Nisak Abstract It is the fact that children like games so much, elementary school teachers who teach young learners, ought to...
