Adsense

Pages

BERPACU MENUJU SEKOLAH HIJAU

syamsul ma'arif Senin, Juni 18, 2012 | ,


Oleh: Soffa Ihsan

Pemerhati Pendidikan dan Direktur Lembaga Daulat Bangsa, Jakarta


Negeri kita saat ini agaknya mulai dipandang kurang nyaman. Dari tahun ke tahun, negeri kita kerap menuai bencana. Banjir bandang, tanah longsor, kebakaran hutan, tsunami atau ke-keringan seolah-olah sudah menjadi fenomena tahunan yang kerap terjadi. Sementara itu, perburuan satwa liar dan illegal loging nyaris tak pernah luput dari agenda para perusak lingkungan. Ironis, kita seolah-olah menutup mata bahwa ulah manusia yang bertindak sewenang-wenang dalam memperlakukan lingkungan hidup bisa menjadi ancaman yang terus mengintai setiap saat.

Meminjam istilah Garret Hardin (1968), inilah yang disebut the tragedy of commons, akibat kegagalan manusia dalam memelihara milik bersama. Kegagalan mengapresiasi sumber daya serentak juga akan melahirkan eksternalitas negatif. Ekses-ekses buruk dapat disebabkan oleh perilaku pihak luar dan tanpa disadari berpengaruh terhadap kehidupan komunitas lain. Ketidakmampuan Indonesia mencegah pembalakan hutan misalnya, akan berimbas negatif kepada rakyat negara ini dan juga generasi yang akan datang. Lalu, bagaimana melakukan "revolusi" demi perbaikan mindset masyarakat agar mencintai lingkungan? Ya, kembali ke laptop, alias ke pendidikan.

Read More